Bersandar Kepada Tuhan dalam Segala Situasi Hidup

Habakuk 3:17-18 (TB)
17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 
firman Tuhan diatas merupakan Doa Habakuk. Dia telah mengurai segala sumber-sumber kehidupan pada zaman itu di Yerusalem bersal dari segala jenis  tumbuhan  dan ternak, semua telah luluh lantak dan hanya penderitaan yang ada. Semua tidak bisa dikendalikan kehidupan secara jasmaniah tidak nyaman karena sumber makanan terancam berat.

Peristiwa yang berkepanjangan dirasakan karena tindakan manusia. Terjadi ketidakadilan, penindasan dimana -mana dan seolah Tuhan yang disembah membiarkan. Dalam rangkaian Firman Habakuk mulai pasal 1-3, terjadi penindasan dan peperangan. Tuhan menghukum Israel dengan perantaraan bangsa lain.

Habakuk mengungkapkan isi hatinya dengan puisi ratapan tentang hidup yang mengkhawatirkan. Dia merefleksikan kuasa Tuhan yang melebihi kekuatan-kekuatan mitologis. (Baca Habakuk). Di sinilah Habakuk menjadi contoh bagi kita. Perhatikan ungkapan sang nabi di akhir puisi doanya. Pesannya amat kuat & jelas. Barangkali dapat dibahasakan ulang bahwasanya iman tidak boleh ditentukan oleh berkat Tuhan. Iman tidak ditentukan oleh baiknya situasi. Iman kepada Tuhan tidak boleh berubah relatif sesuai dg apa yg enak atau tidak enak bagi kita.

Masa masa sekarang banyak peristiwa terjadi yang meluluh lantakan semuanya. Sebagai contoh yang nyata bahwa negri ini di landa virus C.19 pada tahun 2020-2021. Aktivitas masyarakat dibatasi, satu dengan yang lain hidup dengan jumlah terbatas dan menggunakan masker batas berkomunikasi. Praktis segala sumber makanan bahkan untuk beribadahpun sulit dan membuat banyak orang kehilangan baik jiwa, harta dan kehidupan. Namun sebagai orang beriman tentu kita tidak boleh goyah dan lemah.

Iman percaya didasari dengan pengakuan kepada Tuhan Yesus bahwa Allah pemilik jagad raya ini. Mazmur 50:1-4 (TB)
1 Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.  2 Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. 3 Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. 
4 Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: 

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, tetaplah memanggil nama Tuhan, dikalahkan kita mengalami berbagai peristiwa. Hendaklah kita selalu bersandar kepada Tuhan dalam setiap situasi kehidupan agar kita tidak terjatuh.(martin)















Postingan populer dari blog ini

BAMAG Gresik Bersinergi Dengan Pemerintah Bangun Kerukunan Umat Beragama

Teguran Yang Membangun

Ketuhanan Yesus sama sekali bukan hasil dari pemaksaan kaisar