Pelayanan Harus Totalitas, No Pura-Pura

Memiliki Manusia Baru, Meninggalkan Manusia Lama
(Keterangan foto :repro) 

Kenapa pelayanan digereja tidak bisa optimal padahal kita sebagai pelayan  memiliki pengakuan kepada Tuhan Yesus Kristus, namun faktanya tidak berpengaruh karena dalam kehidupan tidak sesungguhnya meninggikan Yesus.

Tuhan mau kehidupan pelayanan  yang diubahkan. Kita tidak boleh sama dengan dunia ini. Mau mempersembahkan, persembahan yang hidup. Karena persembahan yang hidup bukan persembahan yang ecek-ecek atau pura pura.

Pelayanan yang hidup  adalah persembahan yang kudus. Oleh sebab itu untuk para pelayan setidaknya memiliki ketegori benar sudah kudus, bukan hanya diluar  tetapi secara totalitas dalam tindakan, pernyataan dan perilaku.

Banyak kehidupan ke Kristen tidak menjadi berkat karena harus hidup yang di kuduskan/sucikan dan benar- benar bersih dari dalam secara totalitas.

Pada waktu kita berubah harus memutuskan kehidupan yang lama. Meninggalkan perbuatan kehidupan lama, masuk kehidupan yang baru memakai jubah baru yaitu jubah Kristus. Kalau kehidupan kita tidak benar, kita tidak bisa menjadi pemimpin yang benar yang memiliki pengaruh.

Filipi 3: 4-14 (TB)
7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 
8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 
9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Rasul Paulus dikenal sebagai orang berpengaruh ketika itu. Pertobatan Rasul Paulus setelah ketemu Tuhan Yesus membuat :  Dia berubah menjadi manusia baru, (ayat 7). Rasul Paulus merasakan apa yang dimiliki sebelumnya bagaikan sampah.

Rasul Paulus hanya menginginisebuah persekutuan dengan Tuhan Yesus. Tolak ukur yang dimiliki tidak lain yaitu hanya ingin memiliki Tujuan untuk mendapatkan hadiah sorgawai. Lantas maukah kita sebagai pemimpin untuk  diubahkan menjadi manusia baru?.

Syarat pelayanan

I.(Forget : melupakan). Sebagai pelayan harus memiliki prinsip mau  lupakan semua luka hati. Bagaimana pelayanan kita bisa melayani jika masih merasa terluka. Lupakanlah masa lalu yang melukai diri kita 

Sebagai pelayan yang mau berhasil juga harus mau melupakan semua kegagalan. Ingatlah sebuah ungkapan umum yang berkata " Tidak ada orang yang sempurna". Jadi tetaplah persiapkan pribadimu.

Yang paling utama dalam pelayanan harus mau dan bersedia melupakan keberhasilan. Tentu berat ya, karena keberhasilan sebuah kebanggaan.Tapi jika mau lebih lagi dalam pelayanan  miliki pikiran jangan takut kehilangan. Jika tidak bisa melupakan keberhasilan bisa menjadi penghalang.

II. (Fight/perberjuangan). Hidup ini perjuangan karena apapun alasannya dalam pelayanan harus mau bayar harga. Karena dalam dunia nyata, kita semua tau bahwa dalam kehidupan ini tidak ada yang gratis.

Hal yang sama jika kita rindu  dan mau gereja berkembang dan bertumbuh tentu ada harga yang harus dibayar. Ada pengorbanan yang harus diberikan. Tetap siap sedia  dengan cara selalu mau belajar dan belajar dan bekerja keras.

III.(Focus : Terpusat/Konsentrasi). Sebagai pelayan sudahkah kita terpusat/konsentrasi dengan tugas kita masing-masing? memberikan pelayanan. Atau ketika saudara terpilih menjadi pelayan apakah terpusat pada jabatan anda atau Tanggungjawab yang kita miliki sebagai pelayanan?.

Apa yang ada dibenak pikiran kita ketika diangkat menjadi pelayanan, Apakah sudah memberikan pelayanan yang terbaik?. Atau kita lebih sering melihat pesaing?  (Berlarilah menuju tujuan) jangan selalu  melihat mereka semua saingan, melihat pemimpin lain saingan. Jangan menganggap pelayan pelayan disektar kita menjadi saingan kita. Tapi fokuslah kepada Tuhan. 

IV. (Faitiful =Setia). Hanya diri kita yang tau tolak ukur kesetiaan kita dalam pelayanan. Apakah kita menjalankan hanya sebatas karena terbeban?, atau benar benar Setia untuk Tuhan?. Jika kita mau merenungkan tentu bisa mengukur, apakah kita sudah menyelesaikan tugasnya sampai akhir?. Pelayanan itu bukan hak tetapi pelayanan  panggilan. Setialah pada panggilanmu yang telah kau terima. (Martin)
(sumber: dipetik dari pembicara pdt maimunah, Jumat (15/4/2022)





























Postingan populer dari blog ini

BAMAG Gresik Bersinergi Dengan Pemerintah Bangun Kerukunan Umat Beragama

Teguran Yang Membangun

Ketuhanan Yesus sama sekali bukan hasil dari pemaksaan kaisar